Saturday, February 22, 2020

Mengalami Mental Illness, Pergi ke Psikolog atau Psikiater Ya?

Sumber Gambar: Texas Public Radio


Beberapa waktu belakangan ini, persoalan mental illness di Indonesia semakin bermunculan ke permukaan. Di satu sisi ini menandakan bahwa orang Indonesia sudah mulai perduli terhadap kesehatan mental, tetapi di sisi yang lainnya banyak juga yang masih menjustifikasi bahwa kesehatan mental adalah hal yang tabu serta memalukan.

Persoalan kesehatan mental oleh orang Indonesia biasanya akan selalu dikaitkan dengan dua hal, pertama adalah gila, kedua adalah gangguan gaib. Justifikasi semacam ini yang kemudian memundurkan orang-orang lebih aware terhadap persoalan kesehatan mental.

Padahal persoalan kesehatan mental ini penting. Tidak hanya untuk pribadi tetapi juga lingkungan sosial. Sayangnya, untuk orang yang sudah berpendidikan sekalipun, masalah kesehatan mental masih menjadi sesuatu yang asing.

Beruntung orang Indonesia memiliki iklim public figure yang cuku terbuka dalam persoalan mental illness. Sebut saja Marshanda, Awkarin atau beberapa public figure lain yang tak canggung membagikan pengalaman terkait dengan kesehatan mental mereka kepada publik.

Karena permasalahan mental illness ini juga menjadi sesuatu yang penting, rasanya akan cukup berharga juga bagi kita mengetahui bagaimana cara menangani persoalan mental illness. Penanganan mental illness biasanya dilakukan oleh orang yang secara latar belakang akademik sudah dianggap ahli.

Sebutan bagi mereka secara umum dikenal dengan istilah psikolog atau psikiater. Saat seseorang mengalami gangguan mental, banyak yang meminta mereka untuk menemui psikolog atau psikiater.

Tetapi, tahukah kamu? Bahwa ternyata ada perbedaan antara psikolog dan psikiater. Meskipun kedua profesi ini saling berkaitan dengan kesehatan mental, tetapi ada perbedaan yang cukup mendasar. Supaya kamu lebih paham lagi bedanya psikolog dan psikiater, simak penjelasannya berikut ini!

Apa itu Psikolog?

Pertama-tama, untuk menjadi seorang psikolog, kamu harus mengenyam pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi. Setelah itu, kamu harus melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu program profesi untuk mempelajari secara langsung dan mempraktikan kerja psikolog. Bidang pekerjaan psikologi yang paling dekat dengan psikiater adalah psikologi klinik.

Pada bidang ini, psikolog menangani kasus-kasus kejiwaan, mendiagnosis gejala psikologis pasien, dan melakukan psikoterapi sebagai bentuk penanganannya. Itu sebabnya, psikolog berkompeten untuk melakukan beberapa tes psikologi yang kemudian hasilnya diinterpretasikan sebagai jawaban dari masalah yang dialami oleh pasiennya.

Beberapa tes yang bisa dilakukan oleh seorang psikolog antara lain tes IQ, minat bakat, tes kepribadian dan lain sebagainya. Sayangnya, psikolog tidak bisa meresepkan obat-obatan, karena dalam menangani kasus kejiwaan mereka berfokus pada terapi psikososial untuk mengendalikan perilaku, pikiran, dan emosi pasien.

Lantas, Apa Bedanya dengan Psikiater?

Berbeda dengan psikolog, seseorang yang ingin menjadi psikiater harus menyelesaikan pendidikan kedokteran dan mengambil spesialisasi kejiwaan. Pasalnya psikiater adalah spesialisasi dari ilmu kedokteran. 

Usai mendapatkan sarjana dokter umum, dibutuhkan waktu selama empat tahun untuk menjalani residensi yang dikhususkan dalam bidang psikiatri. Setelah lulus masa residensi, nantinya psikiater bergelar dokter dan Sp.KJ (Spesialis Kesehatan Jiwa).

Sebagai dokter ahli psikiatri, seorang psikiater mengetahui segala hal tentang diagnosis dan perawatan yang bisa dilakukan untuk setiap kondisi psikologis setiap pasien yang cenderung rumit, seperti gangguan bipolar dan skizofrenia.

Di banyak negara, psikiater adalah pekerjaan legal dan klinis sehingga ia bertanggung jawab atas keseluruhan perawatan kesehatan mental pasien. Itu sebabnya psikiater diperbolehkan dan bertanggung jawab untuk mendiagnosis gangguan mental seorang pasien dan menentukan pengobatan yang dilakukan. 

Hal ini karena keahlian mereka difokuskan pada ketidakseimbangan kimia di dalam otak manusia. Oleh sebabnya, psikiater bisa memberikan resep dan terapi obat-obatan (farmakoterapi), terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai dengan kebutuhan para pasien.

Jika Mengalami Masalah Terkait Gangguan Mental, Ke Mana Harus Pergi?

Jika suatu hari kamu mengeluhkan terkait gangguan kesehatan mental seperti karena depresi atau gangguan kecemasan, sebaiknya tidak langsung menemui psikolog atau psikiater.

Ada baiknya kamu memeriksakan diri ke dokter umum, karena setelah itu dokter umum melakukan diagnosis awal terkait kondisi-kondisi yang dibutuhkan. Dokter umum juga bisa memberikan rekomendasi psikiater atau psikolog tergantung kondisi yang dialami. 

Bahkan, karena keduanya berasal dari bidang yang sama, maka keduanya juga bisa bekerja sama dalam upaya penanganan, pencegahan, diagnosis, dan pemberian terapi. Psikolog melakukan terapi kepada pasien setiap minggu untuk konseling psikososial.

Sementara psikiater melakukan terapi kepada pasien setiap minggu atau bulanan untuk psikoterapi ataupun psikofarmakologi tergantung dari masalah yang dialami. 

No comments:

Post a Comment

Mata Air Jalatunda, Harta Karun Sejarah di Antara Kepongahan Dunia Modern

Jawa barat merupakan salah satu daerah yang memiliki pangkal sejarah cukup panjang. Di mulai dari keberadaan kerajaan Tarumanegara, K...