Sumber Gambar: Andropedhia |
Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW
sebagai seorang rasul sekaligus pemimpin bagi umat muslim. Allah menganugrahi
Rasulullah berbagai rahmat dan segala keistimewaan.
Keistimewaan Rasul tidak hanya berperang,
tidak pula memaksakan kehendak sebagaimana terjadi belakangan ini. Justru
besarnya Islam dan dakwahnya yang mudah diterima, karena Rasul berhasil
memberikan obat bagi kehidupan dengan rasa yang manis. Obat apa itu? Obat itu
adalah teladan dan akhlak yang mulia bagi sesama manusia.
Rasulullah SAW diutus Allah SWT dengan
segala kebaikan dan akhlak yang mulia dimana ada keteladan padanya. Sebagaimana
yang disebutkan dalam firman Allah Surat Al Ahzab ayat 21 yang bunyinya
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS
Al Ahzab : 21)
Maka dari itu seseorang yang sangat
mencintai Allah SWT tentunya memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dan
Rasulnya. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ
اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Barangsiapa mentaati Rasul (Muhammad),
maka sesungguhnya dia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari
ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi
pemelihara mereka. (An-Nisa’: 80)
Kisah Keteladanan Rasulullah
Ada banyak kisah keteladanan dalam diri
Rasulullullah SAW berikut ini adalah diantara kisah-kisah tersebut yang dapat
diketahui dan diambil pelajarannya mengenai kisah teladan nabi Muhammad :
Kewaspadaan yang tinggi
Rasullullah selalu berhati-hati atas apa
yang beliau makan dan minum. Hal ini dikisahkan dalam kisah berikut ini :
Pada suatu malam Aisyah RA mendapati
Rasulullah SAW tidak bisa tidur dan hanyamembolak-balik tubuhnya diatas ranjang
penuh dengan gelisah. Ia pun bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak tidur
semalaman?”
Rasulullah lalu menjawab, “Hari ini aku
menemukan sebuah kurma di tengah jalan, kemudian aku ambil buah itu dan memakannya
karena aku pikir lebih baik dimakan daripada busuk dan terbuang sia-sia,
sekarang aku merasa gelisah karena siapa tahu jika kurma yang kumakan itu
termasuk harta sedekah.”
Dari kisah tersebut kita dapat mengetahui
bahwa Rasulullah SAW memiliki sifat yang hati-hati dan waspada akan sesuatu
yang bukan menjadi miliknya.
Memotong lidah seseorang
Rasulullah SAW tidak pernah berkata maupun
berlaku kasar kepada mereka yang menghinanya. Adapun suatu kisah menceritakan
tentang bagaimana Rasulullah memotong lidah seseorang
Diceritakan dalam sejarah agama
islam, saat Perang Hunain berkecamuk. Rasulullah mengangkat senjata melawan
Suku Hawazin dan Quraisy yang dipimpin oleh Alabak dan kedua pasukan tersebut
bertempur di medan Hunain, yang jaraknya sekitar tiga mil dari Mekah.
Rasulullah Saw dan pasukannya berhasil
mengalahkan kaum Quraisy dan mendapatkan banyak harta rampasan perang.
Seperti biasanya, Rasulullah sedang
membagi-bagikan empat perlima dari harta rampasan perang yang diperoleh kepada
orang-orang ikut berperang. Sedangkan seperlimanya untuk Rasulullah sendiri dan
dibagikannya kepada anggota keluarga yang beliau kehendaki.
Dari salah seorang penerima, Abbas seorang
penyair merasa tidak puas atas apa yang ia peroleh dan ia mengumpat Rasulullah
SAW dengan cara membacakan syair yang tidak mengenakkan. Rasulullah mendengar
syair tersebut kemudian tersenyum dan berkata“Bawa orang itu pergi dari sini
dan potong saja lidahnya!”
Umar yang saat itu sedang marah melihat
perbuatan Abbas hampir saja melaksanakan perintah Rasulullah untuk memotong
lidahnya namun Ali tiba-tiba menyeret Abbas dan membawanya ke lapangandimana
binatang ternak rampasan dikumpulkan.
“Ambillah sebanyak yang kau mau” “Apa?”
Tanya Abbas kepada Ali dengan rasa tak percaya.
“Beginikah cara Nabi memotong lidahku?
Demi Allah, aku tidak akan mengambil sedikitpun harta ini“ kata Abbassambil
menahan malu.
Sejak saat itu ia pernah menyusun dan
membacakan syair kecuali yang berisi pujian kepada Rasulullah SAW.
Sikap Rasul terhadap hamba sahaya
Sebelum masuk Islam, seorang hamba sahaya
Zaid dilahirkan sebagai seorang Nasrani. Saat ia masih kecil, ia ikut bepergian
dengan ibunya dalam suatu kafilah namun segerombolan perampok menghadang mereka
dan menculik Zaid.
Ia kemudian di jual dan jatuh ditangan
Hakim dan ia menghadiahkan Zaid kepada Khadijah, isteri nabi Muhammad SAW.
Setelah menikah dengan Rasul, Khadijah menghadiahkan Zaid kepada beliau.
Suatu hari beberapa orang dari salah satu
rombongan haji melihat Zaid berada di Mekah dan mengenalinya, kemudian
mereka memberitahukan hal tersebut kepada ayah Zaid. Sang ayah yang sudah
mencari anaknya kemana mana dan hampir putus asa kemudian pergi ke Mekah untuk
melihat menjemput anaknya Zaid untuk pulang meskipun ia harus menebusnya.
Saat tiba di Mekah, Rasul bertemu dengan
ayah Zaid dan di mata sang ayah yang terlihat berduka menyentuh hati Rasulullah
dan kemudian ia memerdekan Zaid tanpa syarat apapun. Meskipun demikian. Zaid
menolak pergi dan ia berkata, “Aku tidak akan pergi, aku lebih mencintain
engkau daripada ayah dan ibu kandungku sendiri.
Perilaku Rasul terhadap orang lain
Kita semua tahu bahwa Rasulullah memiliki
pribadi dan tutur kata yang mulia bahkan kepada orang yang membenci maupun
berkata kasar kepadanya. Sebagaimana yang dikisahkan berikut ini
Pada suatu hari seorang lelaki meminta
ijin untuk berbicara kepada Nabi Muhammad. Kemudian beliau berkata pada Aisyah
Ra untuk mengizinkannya masuk. Beliau juga menyampaikan “Biarkan dia masuk,
orang ini dikenal orang yang paling buruk dikabilahnya,” kata Rasulullah.
Kemudian Aisyah mengizinkannya masuk dan pria itu langsung duduk di depan
Rasulullah SAW.
Saat berbicara dengannya, Rasul bertutur
kata ramah dan penuh perhatian. Hal ini membuat istri Rasul, Aisyah heran dan
bertanya kepada beliau saat pria tersebut telah pergi.
Aisyah bertanya kepada Rasulullah, “Engkau
menganggap orang itu kasar dan buruk namun mengapa engkau berbicara dengannya
dengan ramah dan lemah-lembut serta rasa hormat?”
Rasulullah menjawab, “Aisyah, pria itu
adalah orang yang paling buruk di dunia ini karena ia tidak mau bergaul dengan
orang lain karena ia mengaggap orang lain lebih buruk darinya.”
Tidak suka menyimpan harta dalam rumahnya
Saat kondisi kesehatan Rasulullah semakin
memburuk karena sakit yang beliau derita. Beliau bertanya pada Aisyah Ra
tentang uang yang ia titipkan padanya sebelum ia sakit. Beliau lupa pernah
menitipkan uang dan teringat saat sakit.
Rasul bertanya dengan suara parau,
“Aisyah, dimana uang yang pernah kutitipkan padamu sebelum sakit?” tolong kau
bagikan uang itu di jalan Allah. Karena aku akan malu bertemu Allah SWT yang
dicintai,sedangkan dirumahnya masih ada timbunan dan simpanan uang”
Demikian kisah-kisah teladan Rasulullah
pada saat ia hidup, masih banyak kisah lainnya yang menceritakan kemuliaan budi
pekerti dan keteladannya. Semoga kita dapat menarik hikmah dari kisah-kisah
Rasulullah ketika hidup dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
No comments:
Post a Comment